Hawa dingin bertebaran, merobek kulit jemari tulang.
kapas putih selimut sejati, kabut pekat silaukan setiap mata...
Hasta baja masih meremas paksa, montang manting terpelanting,
kejar langkah sikaki panjang, paras angker tak menoleh sedetik pun jua...
Hempaskan ketepian jurang, sirami aroma busuk sesakan nafas.
sendi2 diam enggan berontak, entah apa yang terjadi dengan nya...
Sigarang lain pun menjelang, hanya dalam sekali hentak...
Dunia pun mulai asik bergoyang, ragaku melayang karam...
Lilitan2 panas menyayat daging, muntahan bahana mengiris kalbu...
Simerah semakin girang menari dan menari.sekejap meledak tak bersisa...
Seketika...
Kulitpun membusuk, otot pun meradang, tulangpun remuk, tak ayal batu luluh menjadi abu...
Bagai tergugah dari percikan mimpi...
Lebur untuk pulih, pulih untuk lebur kembali...
Oleh amarah, dan amanah sang dewa AGNI...
kapas putih selimut sejati, kabut pekat silaukan setiap mata...
Hasta baja masih meremas paksa, montang manting terpelanting,
kejar langkah sikaki panjang, paras angker tak menoleh sedetik pun jua...
Hempaskan ketepian jurang, sirami aroma busuk sesakan nafas.
sendi2 diam enggan berontak, entah apa yang terjadi dengan nya...
Sigarang lain pun menjelang, hanya dalam sekali hentak...
Dunia pun mulai asik bergoyang, ragaku melayang karam...
Lilitan2 panas menyayat daging, muntahan bahana mengiris kalbu...
Simerah semakin girang menari dan menari.sekejap meledak tak bersisa...
Seketika...
Kulitpun membusuk, otot pun meradang, tulangpun remuk, tak ayal batu luluh menjadi abu...
Bagai tergugah dari percikan mimpi...
Lebur untuk pulih, pulih untuk lebur kembali...
Oleh amarah, dan amanah sang dewa AGNI...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar