Tubuh kita adalah puisi
bertautan dalam kepul asap secangkir kopi
kita sering melukis pelangi
dengan ampas kopi sisa senggama
mataku beradu matamu
seperti mug atau cangkir yang selalu rindu panas kopi
derai malam menjadi saksi terlalu bisu
untuk kemenangan kita mendaki birahi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar